Rabu, 04 April 2012

Sahabatku

sahabatku...
engkau bagaikan bintang yang terang di hidupku
karena engkau selalu menerangi hudupku dengan canda tawamu
dan karena engkau hidupku menjadi lebih indah

sahabatku...
aku takut kehilangan dirimu
aku takut kehilangan kenangan indah kita
aku takut tak bisa melihat canda tawamu lagi

sahabatku...
aku akan menjadi sahabatmu hari ini, esok, dan selamanya
dan hanya maut yang dapat memisahkan kita
sahabatku aku sangat menyangimu..

Salam perpisahan

Kini, hatiku tergores kesedihanKetika terucap salam perpisahan
Walau air mataku tak berlinang
Bukan berarti suatu kerelaan
Saat-saat langkah terayun
Jarak kita-pun semakin membentang
Akankah semuanya jadi terkenang
Atau hanyut terbawa gelombang
Bahkan mungkin terkubur oleh waktu dan keadaan

Sobat, dalam hatiku ini
Akan tetap membekas suatu kenangan
Kau sungguh baik, supel dan komunikatif
Siapapun mengenalmu pasti akan merindu
Namun untukku, janganlah kau biarkan
Aku terkulai lemas dalam kehampaan
Karena rasa kangenku yang tidak kau harapkan..

Ayah dan Ibu


Kecil ku penuh dengan keinginan
Setiap hari ku selalu dipenuhi permintaan
Menginginkan apa yang tidak dibutuhkan
Tidak peduli bagaimana caranya harus ku dapatkan

Lihatlah!
Kini aku sudah besar.
Tapi apa yang sudah ku berikan?
Masih saja mengangkat kedua tangan

Ayah yang mulai rapuh
Tangan-tangannya tidak sekuat dulu, kakinya tidak setegak dulu
Mencari nafkah demi aku anak mu

Ibu yang dulu mengandung ku
Menyusui ku, membesarkan ku dengan kedua tangannya
Dengan seluruh jiwa dan raganya

Aku tidak tau bagaimana cara membalasnya!
Saat aku tersadar, aku tidaklah akan abadi bersama mereka,
Aku tidaklah akan selalu melihat mereka.
Jauh darinya, apa aku mampu?
Aku hanya seorang anak yang sudah terbiasa hidup dan berada dalam dekapan keduanya.

Aku berdoa
Berdoa, kelak..
Siapa yang lebih dulu tiada.
Aku ataupun mereka
Aku berharap dapat membahagiakan keduanya
Dapat melihat kedua orang tua ku tersenyum
Dan berkata
"Tidaklah kita sia-sia membesarkannya"

Terimakasih ayah..
Ibu...