Mengapa kita harus berdoa?
Untuk apa berdoa, toh tak semuanya
akan dikabulkan?
Benarkah berdoa itu hanya
buang-buang waktu saja?
Orang lain tidak berdoa, tapi
mereka kelihatan bahagia dan baik-baik saja?
Untuk apa berdoa?
Mungkin
kita pernah berada dalam situasi itu. Saat kita sudah merasa putus asa dan tak
tahu apa yang harus dilakukan, hidup rasanya terasa gelap. Kita seolah berada
di gang buntu, mau kembali ke titik awal pun rasanya tak mungkin karena tubuh
yang sudah lelah dan energi yang sudah terkuras. Di saat seperti itu, kita
mungkin akan berdoa. Tapi doa yang kita ucapkan malah berisi ungkapan
kemarahan, kekesalan, dan kekecewaan kita. Bahkan kita melontarkan kutukan dan
cacian dalam doa kita. Jadi untuk apa berdoa?
Sahabat,
setiap orang memiliki persoalan dan masalah hidup masing-masing. Bahkan orang
yang kita anggap bahagia dan baik-baik saja mungkin sebenarnya sedang
menghadapi masalah pelik. Hanya saja dia berjuang dalam
diamnya dan dalam butiran-butiran doanya. Dia tak mau membuat orang lain ikut
cemas atau sedih dengan masalah yang membebaninya. Kita juga tak pernah tahu
apa yang ia ucapkan dalam doa-doanya setiap hari yang bisa membuat dirinya
kuat.
Saat
berdoa, disadari atau tidak, kita sedang menyalakan cahaya untuk hidup yang
kita jalani. Kita memberi energi pada diri kita sendiri untuk bertahan.
Berproses untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Yang senantiasa berpikir
jernih di setiap tindakan. Tak ceroboh melakukan sesuatu.
Kita
berdoa pada Sang Penggenggam Hidup. Mungkin kita merasa saat ini ia tak
mengabulkan doa kita. Tapi yakinlah Ia akan selalu memberi semua yang kita
butuhkan.
Mungkin
saat ini kita sedang buntu menghadapi sesuatu. Kita tak tahu apa yang harus
kita lakukan selanjutnya. Tak mengerti dengan semua yang terjadi dan menimpa
kita. Dan berdoa adalah cahay untuk ketidakmengertian kita yang akan membawa
kita pada sebuah pemahaman, sebuah jawaban yang akan kita syukuri pada
akhirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar